Haus dan Lapar Kerohanian

Coba kita perhatikan kita makan setiap hari, yang selama kita tidak makan dalam jumlah yang sesuai dengan rasa lapar kita maka rasa laparnya itu tidak akan hilang. Jika kita makan hanya sesendok dua sendok apakah rasa lapar akan lenyap? tidak sama sekali. atau jika kita minum setetes dua tetes maka tetesan itu sama sekali tidak akan dapa tmenyelamatnya dari kehausan. Bahkan kendatipun kita punya air setetes itu kita bisa mati. jadi untuk menyelmatkan nyawa, selama kita tidak makan dan minum dalam jumlah yang dapat membuatnya hidup dia tidak akan selamat.

Demikian pula halnya kondisi kerohanian manusia. Selama kondisi keagamaan atau kerohanian tidak sedemikian rupa dalam keadaan “kenyang, maka tidak dapat selamat. Kerohanian, ketakwaan, ketaatan terhadap perintah Allah hendaknya dilakukan sampai batas sebagaimana nasi atau air dimakan dan diminum dalam batas yang dapat membuat lapar serta dahaga itu menjadi lenyap.
Karena hendaknya diingat baik-baik bahwa tidak mempercayai atau tidak mentaati sebagian perintah Allah taala berarti juga meninggalkan seluruh perintah-Nya. Jika sebagian adalah milik setan dan sebagian milik Allah, maka Alah tidak menyukai pembagian semacam itu. Hal itu karena manusia datangnya dari Allah taala.

Walaupun datang dari Allah itu sangat sulit adanya dan merupakan sejenis maut/kematian, namun justru di dalam hal itulah terletak kehidupan. Orang yang mengeluarkan dan mencampakkan bagian setan dalam dirinya, dialah orang yang mendapat berkat. dan rumahnya, kota tempat tinggalnya, semua itu terkena berkahnya. Akan tetapi jika dalam dirinya sedikit saja bagian setan maka berkahnya tidak akan ada.

1 comments:

Pasya Brilian said...

Sudahkan Anda memperhatikannya??? :)

Post a Comment